Senin, 09 Januari 2012

laporan 8

PENGENALAN SEX RATIO WALANG SANGIT
( DEWASA PRA DEWASA )
( Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)



Oleh
Wanty pristiarini
0914013056


Description: ANd9GcSZZfgtVTA-p8bd5J4hEmaJS9Hbnfhg2_idjtrDiLdamfr0CwQ&t=1&usg=__5Qxw9K0KqAAwrqacnaOAbfMCqzg=


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
I.                  PENDAHULUAN



A.      Latar belakang

Pengendalian Hama Terpadu adalah perpaduan beberapa teknik pengendalian hama, dan juga dalam penerapannya. PHT timbul karena karena manusia cenderung untuk menghabiskan makhluk-makhluk yang dirasakan sangat merugikan (misal belalang, tikus, walang sangit, tikus dan lain-lain) dengan menggunakan racun-racun yang membahayakan semua kehidupan.
Pengendalian terhadap hama penyakit sangat penting karena hama, penyakit tanaman dan gulma merupakan faktor pembatas dalam usaha produksi pertanian. Agar usaha produksi pertanian memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus bebas dari serangan hama dan penyakit. oleh sebab itu apabila hidup tanaman terganggu oleh serangan hama dan penyakit perlu dilakukan tindakan pemberantasan, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian. Pemberantasan hama, penyakit tanaman dan gulma adalah usaha untuk membatasi kerugian karena hilangnya hasil tanaman baik kualitatif maupun kuantatif di lapangan dan setelah hasil dipungut.
Salah satu hama yang banyak menyerang tanaman padi adalah walang sangit (Leptocorisa acuta), Karena jika hama walang sangit tidak dikendalikan secara tepat maka dikhawatirkan akan mengganggu dan mengurangi produksi padi.



B.       Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini, antara lain :
1.      Agar mahasiswa mengetahui perbedaan morfologi antara walang sangit betina dan jantan
2.      Agar mehasiswa dapat mengetahui perbedaan walang sangit dewasa dengan walang sangit pra dewasa
3.      Agar mahasiswa mengetahui teknik pengendalian walang sangit

















II.               HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1.       

1.Antena
2.Mata
3.Kepala
4.Tungkai
5.Sayap
6.Abdomen
7. Torax
2.       

1.Antena
2.Mata
3.Kepala
4.Tungkai
5.Sayap
6.Abdomen
7. Torax

B.       Pembahasan
Tanaman yang diserang
Walang sangit (Leptocorixa acuta) tergolong ke dalam famili Alydidae, ordo Hemiptera. Jika diganggu walang sangit akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau.

Walang sangit adalah salah satu hama utama padi. Hama ini biasanya tertarik pada nyala obor atau lampu. Selain itu, walang sangit juga menyukai bangkai binatang seperti bangkai burung, ketam, dan tikus. Keberadaannya dapat diketahui dengan adanya bau khas yang tersebar. Walang sangit juga dapat menyerang sorgum, tebu, dan gandum. Serangga ini aktif pada pagi dan sore hari, dan dapat terbang sangat jauh pada malam hari. Pada praktikum ini, jumlah walang sangit jantan dan walang sangit betina tidak berbeda jauh yaitu 26 : 29. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, walang sangit jantan dan betina sama-sama menyerang padi, dengan kebutuhan  konsumsi padi lebih banyak betina disbanding jantan. Dan produksi telur lebih banyak calon walang sangit betina disbanding walang sangit jantan.
Walang sangit jantan dan betina
Pada praktikum ini, terdapat perbedaan bentuk antara walang sangit jantan dan walang sangit betina. Perbedaannya terletak pada bentuk posteriornya. Posterior betina lebih lancip, sedangkan posterior jantan lebih tumpul.
Walang sangit dewasa dan pra-dewasa
Imago walang sangit berwarna coklat, bertubuh langsing, kaki dan antenanya panjang. Walang sangit dewasa pandai terbang dan sering kali beterbangan di sekitar areal persawahan dan kebun. Walang sangit muda berwarna hijau dan tidak beterbangan seperti yang dewasa sehingga sukar dilihat karena menyerupai daun padi.
Sebelum tanaman padi ditanam atau  pada saat padi dalam masa vegetatif, imago dapat bertahan hidup pada gulma dan tumbuhan yang ada disekitar sawah. Imago walang sangit  baru mulai pindah setelah tanaman padi berbunga.
Nimfa dan imago menghisap bulir padi pada fase matang susu. Serangga ini juga dapat menghisap cairan batang padi. Tidak seperti kepik lain, walang sangit tidak melubangi bulir padi pada waktu menghisap, tetapi menusuk melalui rongga di antara lemma dan palea.
Nimfa lebih aktif daripada imago, tetapi imago dapat merusak lebih hebat karena hidupnya yang lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi menjadi mengecil tetapi jarang yang menjadi hampa karena walang sangit tidak dapat mengosongkan seluruh isi biji yang sedang tumbuh. Jika bulir yang matang susu tidak tersedia, walang sangit juga masih dapat menyerang atau menghisap bulir padi yang mulai mengeras dengan cara mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat Dalam prosesnya walang sangit mengkontaminasi biji dengan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan biji berubah warna dan rapuh. Kerusakan dalam fase ini lebih bersifat kualitatif. Pada proses penggilingan, bulir-bulir padi akan rapuh dan mudah patah. Walang sangit juga bisa menjadi vektor patogen  Helminthosporium oryzae.
Pengendalian
Pengendalian walang sangit dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan menggunakan perangkap. Caranya, bangkai ketam (yuyu) ditancapkan pada belahan bambu di tengah tanaman padi. Bangkai ketam akan menarik walang sangit, setelah walang sangit berkumpul langsung ditangkap dan dibunuh. Selain itu, pengendalian secara mekanis juga dapat dilakukan dengan jaring pada sore hari saat padi sedang berbunga. Karena walang sangit tertarik pada cahaya, maka pada malam hari bisa menyalakan obor atau lampu untuk memperangkap walang sangit.
Pengendalian walang sangit juga dapat dilakukan secara biologi, yaitu menggunakan  parasitoid  Hadronotus leptocorisae, Ooencyrtus malayensis, Gryon nixonii, dan Telenomus corani, dan predator famili Reduviidae.
Pengendalian kimia juga merupakan alternatif pengendalian walang sangit. Pengendalian ini dilakukan apabila terdapat 2 ekor walang sangit per 16 rumpun padi. Pengendalian dilakukan pada saat padi berbunga serempak dan fase matang susu. Penyemprotan insektisida tidak boleh lagi dilakukan 2-3 minggu sebelum panen. Insektisida yang boleh digunakan antara lain: Bassa 50 EC, Marshall 200 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmafur 3 G, dan Kiltop 50 EC.





LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar