Rabu, 10 Oktober 2012

laporan 1 tanaman perkebunan


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
( Produksi Tanaman Perkebunan)


Disusun
Oleh kelompok 6 A

Bagja Rudhia Ulil Albab                  0914013012
Intan Purnama Nursadi                   0914013030
Rismayanti                                         0914013047
Topan Ramadhan Igunsyah                        0914013054
Wanty Pristiarini                               0914013056

Description: ANd9GcSZZfgtVTA-p8bd5J4hEmaJS9Hbnfhg2_idjtrDiLdamfr0CwQ&t=1&usg=__5Qxw9K0KqAAwrqacnaOAbfMCqzg=

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan akhir mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan ini tepat pada waktunya. Laporan ini membahas tentang pertumbuhan gamal, kakao, dan LCC.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Indarto, M.S, Ibu Prof.Dr.Ir. Maria Viva Rini, M.Sc, dan Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S sebagai dosen pembimbing mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandar lampung, 30 Desember 2011


                                                                        Penyusun
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK GAMAL
I.                  PENDAHULUAN


A.      Latar belakang

Gamal merupakan jenis pohon pelindung yang sering digunakan dalam perkebunan teh, kakao, dan kopi. Dan digunakan sebagai pohon perambat untuk tanaman vanili dan lada. Selain itu gamal juga digunakan masyarakat sebagai pakan ternak.  Pohon gamal secara sengaja ditanam untuk mendukung sistem perkebunan, karena sangat bermanfaat dalam produksi tanaman perkebunan dan berperan dalam konservasi tanah.
Pohon gamal ini dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan pohon johar dan memiliki nama  ilmiah Gliricidae sepium. Pohon ini tumbuh pada ketinggian 0-1400 meter dari permukaan laut. Pertumbuhan pohon ini sangat cepat bahkan apabila ditanam pada tanah dengan kondisi yang kritis.
Gamal ditanam dengan dengan menggunakan setek. Setek yang baik adalah setek yang memiliki panjang 1 meter dan memiliki cabang. Setek pohon ini berwarna kecoklatan dengan diameter 5 cm.
Sebagai pohon pelindung atau panjatan, pohon gamal ini memiliki keunggulan seperti cepat dalam pertumbuhan, mudah beradaptasi pada lahan kritis, dan tahan bila dipangkas.
Pohon gamal yang tidak dipangkas akan menumbuhkan daun yang sangat rimbun sekali, oleh sebab itu pohon gamal harus sering dilakukan pemangkasan.

Apabila tidak dilakukan pemangkasan pohon gamal, maka pada musim kemarau pohon tersebut akan merontokkan daunnya.
Pohon gamal ini sangat banyak kegunaannya bagi tanaman perkebunan antara lain dapat melindungi tanaman poko dari terik sinar matahari, sebagai tempat tumbuh tanaman merambat, menyuburkan tanah, mengatur iklim mikro, menekan pertumbuhan gulma, dan pada bagian akarnya dapat digunakan sebagai jarring penyelamat

B.       Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini, antara lain :
1.      Agar mahasiswa mengetahui kegunaan dari pohon gamal
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui kriteria setek gamal yang dapat dijadikan sebagai bibit
3.      Agar mahasiswa mengetahui teknik persemaian pohon gamal dengan menggunakan setek

II.               TINJAUAN PUSTAKA


Gamal dalam taksonomi tumbuhan termasuk famili Fabaceae(Papilionoideae) yaitu salah satu jenis tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan sifat tanah khusus. Gamal adalah pribumi di kawasan Pantai Pasifik Amerika Tengah yang bermusim kering. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900 untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan. Ciri umum Gamal adalah daun menyirip, dengan bentuk daun oval runcing yang agak lebar, dan bunganya cukup indah berwarna ungu keputihan. Tanaman Gamal tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-1300 meter dari permukaan laut dan dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter (Martoatmodjo, R.S. 1976 )
Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman vanili akan sulit diharapkan keberhasilannya. Untuk tanaman perambat vanili, dapat digunakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti pohon gamal. Penggunaan penaung sekaligus perambat tersebut perlu disusun dalam tatatanam yang tepat, sehingga dapat memberikan produksi yang optimal dan memberi manfaat konservasi lahan.
Persiapan lahan, penyiapan bibit, dan saat tanam harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat, sehingga pada saat tanam, bibit vanili siap tanam, dan tanaman penaung sekaligus perambat di lapangan siap berfungsi sebagai penaung dan perambat. Selanjutnya dengan teknik budidaya yang benar akan dapat diperoleh tanaman vanili dengan pertumbuhan baik dan produksi yang tinggi. (Ditjen Perkebunan.2000)


Taksonomi dan tatanama
Famili: Fabaceae (Papilionoideae)
Sinonim: Gliricidia lambii Fernald, G. maculata var. multijuga Micheli, Lonchocarpus roseus (Miller) DC., L. sepium (Jacq.) DC., Millettia luzonensis A. Gray, Robinia rosea Miller, R. sepium Jacq., R. variegata Schltdl. (Amara, D.S. and A. Y. Kamara, 1998).
Jenis kerabat : Dua jenis lain dari genus ini adalah G. brennigii dan G. maculata. Hanya G. sepium yang tumbuh di luar sebaran alaminya di Amerika tropika. G. sepium dibedakan dengan dua jenis lainnya dari susunan bunga yang tegak, bunga merah muda, dan ujung helai daun meruncing.
Penyebaran alami tidak jelas karena telah dibudidayakan sejak lama, tetapi bukti kuat menunjukkan bahwa penyebarannya terbatas pada hutan musim kering gugur daun di dataran rendah pesisir Pasifik dan beberapa lembah pedalaman Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman ini diintroduksi berabad-abad ke luar Amerika tropika dan sekarang menyebar diseluruh daerah tropika. Sebagai tanaman eksotik, introduksi menggunakan basis genetik sempit dan ras lahan lokal hasil kawin kerabat (Hanum, I.F. and L.J.G. van der Maesen, 1997)
Gliricidia merupakan jenis multiguna. Pada daerah tropika, digunakan sebagai pagar hidup. Kemampuannya bertunas setelah dipangkas cocok untuk pakan ternak, kayu bakar dan tiang. Pada kondisi di bawah optimal, produksi biomas mencapai 12 ton berat kering per hektar per tahun (Stewart, J.L., G.E. Allison and A. J. Simons,  1996).
Merupakan jenis pengikat nitrogen,  daunnya dapat digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau sehingga cocok untuk agroforestry. Nama “ibu kokoa” muncul karena sering digunakan sebagai peneduh coklat, kopi dan teh.
Batang tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun. Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat. Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun.  Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak.Mudah dibiakkan vegetatif dengan stek. Stek besar atau kecil dapat digunakan asalkan berasal dari cabang yang lurus dan sehat, bukan cabang samping. Pohon yang dibiakkan dengan cara stek mempunyai sistem perakaran yang dangkal, bercabang rendah serta kurang tahan angin kencang ((Iji, P.A., G. Tarawali and M. Baba. 1993).


III.           BAHAN DAN METODE


A.      Tempat dan waktu praktikum

Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya praktikum ini, antara lain :
Tempat            : Laboratorium agronomi dan lapangan terpadu UNILA
Hari/ tanggal   : Kamis, 3 November 2011 s/d 15 Desember 2011
Pukul               : 08.00 WIB s/d 10.00 WIB

B.       Bahan dan alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain :
  1. 4 batang gamal yang sudah disediakan
  2. Polybag yang sudah diisi tanah (top soil)
  3. Golok
  4. Air
  5. Ember 
  6. Alat tulis
  7. Timbangan elektrik
  8. Pupuk NPK mutiara




C.      Metode

Adapun metode yang dilakukan dalam praktikum ini, antara lain :
  1. Disiapkan 2 batang gamal yang sudah disediakan
  2. Memotong masing-masing gamal menjadi 2 bagian yang sama.
  3. Disiapkan media tanah yang dimasukan kedalam 4 polybag.
  4. Pada polybag yang sudah disiapkan dibuat lubang tanam kira-kira 5-7cm yang sebelumnya sudah disiram air.
  5. Dimasukan masing-masing batang gamal kedalam 4 polybag yang telah siap tanam. .
  6. Diberi perlakuan pupuk pada masing-masing gamal yaitu 0 g, 0,25 g, 0,50 g, 0,75 g.
  7. Pemberian pupuk dilakukan secara bertahap sebanayak 2 kali pemberian.
  8. Mengamati perkembangan stek batang tersebut.

D.      Peubah yang diamati

Adapun peubah yang diamati dalam praktikum ini, antara lain :
1.      Panjang tunas
2.      Jumlah tunas
3.      Jumlah daun
4.      Jumlah helai daun

IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil pengamatan

Tabel 1.  Panjang tunas per setek gamal yang diberi perlakuan pupuk NPK 0, 5,
   10, dan 15 g/ polybag pada 3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

Perlakuan
Panjang tunas per setek gamal
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
0 g NPK
10,3
18,7
27.1
43.2
5 g NPK
8,3
23,2
39.5
52.9
10 g NPK
8,6
22,8
31.4
57.1
15 g NPK
7,0
22,6
33.9
52.2

Gambar 1. Pengaruh dosis pupuk NPK pada panjang tunas per setek gamal pada
      3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

Tabel 2. Jumlah tunas per setek gamal yang diberi perlakuan NPK 0, 5, 10, dan
  15 g/ polybag pada 3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

Perlakuan
Jumlah tunas per setek gamal
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
0 g NPK
2.2
2.5
2.7
3.3
5 g NPK
2.3
2.8
3.6
6.8
10 g NPK
3.5
4.2
4.5
6.0
15 g NPK
2.6
3.3
4.2
6.0


Gambar 2. Pengaruh dosis pupuk NPK pada jumlah tunas per setek gamal pada
       3, 5, 7,dan 9 minggu setelah tanam.


Tabel 3. Jumlah daun per setek gamal yang diberi perlakuan NPK 0, 5, 10, dan
  15 g/ polybag pada 3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

Perlakuan
Jumlah daun per setek gamal
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
0 g NPK
5.0
6.5
7.8
10.5
5 g NPK
4.3
5.0
8.6
11.3
10 g NPK
6.0
6.2
8.5
10.5
15 g NPK
4.3
5.8
8.2
12.6


Gambar 3. Pengaruh dosis pupuk NPK pada jumlah daun per setek gamal pada
       3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.








Tabel 4. Jumlah helai daun  per setek gamal yang diberi perlakuan NPK 0, 5, 10,
   dan 15 g/ polybag pada 3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

Perlakuan
Jumlah helai daun per setek gamal
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
0 g NPK
4.4
7.2
7.9
9.7
5 g NPK
4.2
6.9
8.5
9.4
10 g NPK
4.5
7.8
9.5
11.3
15 g NPK
3.8
7.4
8.3
9.7

Gambar 4. Pengaruh dosis pupuk NPK pada jumlah helai daun per setek gamal
       pada 3, 5, 7, dan 9 minggu setelah tanam.

B.       Pembahasan

Pada praktikum ini, jenis pohon pelindung yang di tanam adalah gamal. Gamal ini di tanam dengan menggunakan stek. Setiap kelompok mendapatkan 4 polibag, yang ,masing-masing akan diisi dengan 4 stek gamal, namun pada praktikum ini, gamal yang digunakan cukup 2 batang saja, yang masing-masing batang dipotong menjadi 2 bagian. Panjang stek gamal adalah 25 cm dipotong dengan gergaji agar batang tidak pecah. Kemudian stek gamal tersebut dimasukkan ke dalam polybag yang sudah berisi media untuk disemaikan, dan yang berada di atas permukaan media sekitar 15 cm. Setelah stek gamal ditanam, sebaiknya gamal diletakkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari, dan dilakukan penyiraman pagi dan sore hari. Penanaman dilakukan pada tanggal 22 September 2011.
Manfaat dari persemaian ini adalah, bahan yang digunakan lebih hemat karena bisa menggunakan stek yang pendek, sedangkan di lapangan harus menggunakan stek yang panjang supaya tidak mudah mengering/ dehidrasi. Selain itu dengan persemaian, bisa dipastikan bahwa bibit yang ditanam adalah bibit yang hidup.

Setelah dilakukan penanaman, maka kegiatan selanjutnya adalah pengamatan, dengan variable yang diamati adalah jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, dan jumlah helai daun.

Pada tabel 1, maka dapat dilihat, stek gamal pada minggu ke-3 yang tidak diberi pupuk NPK, jauh menunjukkan pertambahan panjang yang lebih baik dibandingkan dengan stek gamal yang diberi pupuk NPK.
Pada minggu ke-5, stek gamal yang diberi pupuk NPK, jauh menunjukkan pertambahan panjang yang baik dibandingkan dengan stek gamal yang tidak diberi pupuk NPK.
Pada minggu ke-7, stek gamal yang diberi pupuk NPK 5 gram, menunjukkan pertambahan panjang tunas gamal yang lebih baik, dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pada minggu ke-9, stek gamal yang diberi pupuk NPK 10 gram, menunjukkan pertambahan panjang tunas gamal yang lebih baik, dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pada tabel 2, maka dapat dilihat, stek gamal yang diberi pupuk NPK 10 gram, pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5 berturut-turut menghasilkan jumlah tunas tebanyak, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Namun, pada minggu ke-9 jumlah tunas yang dihasilkan pada stek gamal yang diberi pupuk NPK 5 gram jauh lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dan jumlah tunas pada stek gamal yang diberi pupuk NPK 10  dan 15 gram menghasilkan jumlah tunas yang sama.

Pada tabel 3, Jumlah daun yang dihasilkan pada stek gamal yang diberi pupuk NPK 15 gram pada minggu ke-3 sampai minggu ke-9 menghasilkan daun dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Grafik juga menunjukkan, bahwa terdapat pertumbuhan yang tidak tetap dari minggu ke-3 sampai minggu ke-9. Terkadang meningkat, dan terkadang pula grafik menunjukkan penurunan.

Tabel 4, jumlah helai daun yang dihasilkan pada stek gamal pada minggu ke-3 sampai minggu ke-9 yang diberikan pupuk NPK 15 gram menunjukan jumlah yang paling dominan, dibandingkan dengan perlakuan lainnya.










V.               KESIMPULAN


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1.      Gamal merupakan jenis pohon pelindung yang sering digunakan dalam perkebunan teh, kakao, dan kopi. Dan digunakan sebagai pohon perambat untuk tanaman vanili dan lada
2.      Semakin banyak pupuk NPK yang diberikan pada stek gamal, tidak berarti akan menghasilkan pertumbuhan yang baik.
3.      Stek gamal yang tidak diberi pupuk NPK, menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik.
4.      Pupuk NPK dengan dosis 15 gram baik untuk pertumbuhan jumlah daun dan jumlah helai daun
5.      Dengan persemaian, stek gamal yang digunakan lebih hemat karena ukuran stek nya bisa digunakan yang pendek. Sedangkan di lapangan, stek yang digunakan harus panjang.


DAFTAR PUSTAKA


Amara, D.S. and A. Y. Kamara. 1998. Growth and Yield of Gliricidia sepium
(Jacq.) Walp. Provenances on an acid sandy clay loam soil in Sierra Leone. International Tree Crops Journal, vol 9, 169-178.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Panili Indonesia. 
Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. 30 hlm
Hanum, I.F. and L.J.G. van der Maesen. 1997. Auxiliary Plants. Plant Resources
of South-East Asia, No 11. Backhuys Publishers, Leiden
Iji, P.A., G. Tarawali and M. Baba. 1993. The influence of stage of development
and sowing depth on seed quality and seedling emergence of Gliricidia sepium. Seed Sci. & Technol., 21, 197-202.
Martoatmodjo,R.S.,H. Ismail, Soemartono. 1976. Gamal Pohon Serba Guna .
Balai Pustaka. Jakarta. pp. 25-27.
Stewart, J.L., G.E. Allison and A. J. Simons (eds). 1996. Gliricidia sepium.
Genetic resources for farmers. Oxford Forestry Institude.













LAMPIRAN





Stek gamal pada minggu ke-3
A.      0 gram                                                                 C. 5 gram
Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Perlakuan 1 tgl 13 oktober.jpg       Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Perlakuan 2 tgl 13 oktober.jpg

B.       10 gram                                                               D. 15 gram
Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Perlakuan 3 tgl 13 oktober.jpg    Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Perlakuan 4 tgl 13 oktober .jpg


Stek gamal pada minggu ke-5
C.      0 gram                                                                    C.  5 gram
Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\20 oktber.jpg     Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\20 okt 1.jpg

D.      10 gram                                                               D. 15 gram

  Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\20oktt.jpg  Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\20 ooookkktttt.jpg




Stek gamal pada minggu ke-7
A.      0 gram                                                                 D. 5 gram                              
Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto260.jpg      Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto261.jpg

B.       10 gram                                                               D. 15 gram
Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto263.jpg  Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto262.jpg



Stek gamal pada minggu ke-9
A.      0 gram ( Hilang)                                                             C. 5 gram
      Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto792.jpg

B.       10 gram                                                                           D.  15 gram
  Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto793.jpg   Description: C:\Users\mukliz\Documents\folder kuliah wanty\Produksi tanaman perkebunan\GMBAR GAMAL\Foto794.jpg



Tabulasi data gamal
Tabel 1. Panjang tunas per setek gamal

Perlakuan
Panjang Tunas per SetekGamal

3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
····························· cm ·····························
0 g NPK
10.3
18.7
27.1
43.2
5 g NPK
8.3
23.2
39.5
52.9
10 g NPK
8.6
22.8
31.4
57.1
15 g NPK
7.0
22.6
33.9
52.2


Tabel 2. Jumlah tunas per setek gamal






Tabel 3. Jumlah daun per setek gamal

Perlakuan
Panjang Tunas per SetekGamal

3 MST
5 MST
7 MST
9 MST
····························· helai ·····························
0 g NPK
5
6.5
6.5
10.5
5 g NPK
4.3
5.0
6.6
11.3
10 g NPK
6.0
6.2
6.5
10.5
15 g NPK
4.3
5.8
8.2
12.6
Perlakuan
Panjang Tunas per SetekGamal



3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
8 MST
9 MST
helai
0 g NPK
5.0
5.2
6.5
7.2
7.8
8.0
10.5
5 g NPK
4.3
4.3
5.0
7.8
8.6
9.0
11.3
10 g NPK
6.0
5.3
6.2
7.5
8.5
8.6
10.5
15 g NPK
4.3
5.3
5.8
6.5
8.2
10.4
12.6




Tabel 4. Jumlah helai daun per stek gamal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar